Assalammu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh Saya ingin mengumpulkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dari akun twitter saya disini. Karena ada beberapa pertanyaan yg sama. 1. Maksud saya menanyakan agama orang lain adalah sebagai panduan dalam bersikap terhadap orang tersebut. Dalam berteman, ring 1 saya adalah Muslim yg sama2 memperjuangkan Islam. Ring 2 adalah Muslim pada umumnya termasuk yang sekuler, liberal, plural, sampai abangan. Ring 3 adalah non Muslim. Tujuannya adalah menjaga keimanan saya. Dlm bergaul dng sesama Muslim meski tdk sepaham dengan kita, kita masih menganggapnya saudara. Selama dia masih beriman pada Allah SWT dan bersyahadat maka ia termasuk Muslim. Dlm bergaul dengan non Muslim saya mengikuti perilaku Rasulullah SAW yakni lemah lembut terhadap orang kafir yg tidak membenci Islam namun keras terhadap orang kafir yg membenci Islam. Saya membatasi bergaul dng Non Muslim hanya pada urusan dunia kalau sudah masuk urusan agama itu urusan masing2. Sudah sejak kecil saya dididik hati2 dlm memilih teman. Memang tidak gaul & terkenal, saya lbh mementingkan keimanan daripada pergaulan. Apakah saya salah jika mengklasifikasikan teman berdasarkan kriteria diatas? Saya jg berteman dengan non Muslim dan saya hormati hak2nya, saya sayangi sebagai teman. Tapi dlm urusan agama, urusan masing2 dan tdk saling menganggu. Pasti ada yg mengira saya ikut anggota teroris. Jika ya, maka Anda salah. Dalam memperjuangkan Islam tdk hrs dng cara kekerasan apalagi peperangan. Saya tidak setuju dng bom bunuh diri karena itu adalah pengecut. Jika ingin berjihad maka tirulah tentara Rasulullah. Mereka tdk membunuh tanpa alasan. Ada yg mengatakan kalau masih terpengaruh kondisi lingkungan berarti keimanannya masih lemah. Itu ga sepenuhnya benar, karena sedikit banyak kondisi lingkungan sangat berpengaruh. Misalnya Muslim yg keimanannya bagus tapi tinggal di negeri yg Muslimnya minoritas minimal hrs mengikuti aturan disana yg terkadang tdk sesuai Syariah. Makanya kita dilarang tinggal menetap di negeri yg Muslimnya minoritas. Menetap maksudnya berkeluarga dan bermukim dlm waktu lama. Mungkin jika utk kepentingan dakwah masih boleh. Gak usah jauh2. Coba kalau bekerja di lingkungan yg glamour, gajinya gede. Sedikit banyak pasti terpengaruh teman2nya. Jarang yg punya gaji gede tapi tdk terpengaruh hedonisme. 2. Saya berusaha memakai produk2 Muslim meski ya ga tau keimanannya gimana. Setidaknya mengurangi ketergantungan sama produk bikinan org kafir. Produk yg saya pakai misalnya Siwak F, MaeLina Sabun buatan PWA MEK (Aisyiyah) Yogyakarta, Wardah, Minyak Goreng Fitri, dll. Kalau belanja juga selalu berusaha di supermarket yg pemiliknya Muslim. Disitu biasanya banyak barang2 yg diproduksi oleh orang Islam. Meski tdk semua dari bahan2nya bikinan org Islam tapi setidaknya yg menjual & pabriknya adalah orang Islam. Kalau ada non Muslim yg membuat melabeli produk mereka dengan nama Islami itu malah baik menurut saya. Meski keuntungannya nanti dipakai buat apa tinggal dilihat saja jika merugikan Ummat Islam nanti pasti ada kabarnya. Untuk ponsel memakai produk kafir karena memang belum ada produksi org Islam. Jika ada bisa Anda referensikan ke saya. Saya membeli ponsel 2nd dari toko teman sy yg Muslim. Jd keuntungannya tdk ke tangan yahudi. 3. Untuk internet benar sekali kalau sudah dikuasai orang kafir terutama yahudi. Kita memakai internet untuk berdakwah. Ya terkadang juga sambil jualan. Jujur aja saya.. 4. Tentang mendiang dr. Stefanus Taofik saya tdk benci sama almarhum. Kenapa seolah-olah semua pada menuduh saya membencinya? Ya saya gak tahu juga apakah almarhum membenci Islam atau tidak. Tapi saya diajarkan untuk positive thinking dulu. Saya tidak mengerti kenapa karena tweet saya itu kok jadi saya dituduh menebar kebencian? Ada yg menyampaikan kepada saya bahwa masalah dari tweet saya itu adalah perbedaan kesalutan. Baiklah kalau memang itu masalahnya saya mohon maaf bagi Anda jika ada yg merasa tersinggung. Dan tweet saya tersebut sudah saya hapus. Sepertinya hal ini tidak perlu diperpanjang. 5. Tentang Fanatisme, memang kami fanatik terhadap agama Islam. Maksudnya kami menganggap agama Islam-lah yg benar. Kalau sudah mengakui agama lain benar itu : Pluralisme. Meski demikian tidak bisa semena-mena terhadap Umat lain. Kita wajib bertoleransi tapi jangan kebablasan. Ada yg bertanya contohnya apa. Misalnya mengikuti peribadatan Ummat lain, mengucapkan selamat hari raya agama lain. 6. Pasti Anda mengira saya anggota HTI. Jawabnya bukan. Saya malah pernah beradu pendapat sama orang2 HTI. Ceritanya dia pernah sekeluarga liburan ke tempat yg Muslimnya minoritas (jika mau tahu tempatnya, PM saja). Saya tanya ngapain kesana? Kalau untuk berdakwah malah saya dukung soalnya dia cuma plesir bersenang. Kalau misalnya dibayari saya jg masih maklum lha ini malah pakai duit sendiri. Kita saja dilarang bersusah payah untuk berpergian selain 3 tempat mulia di bumi (Masjidil Haram, Masjid Nabawi & Masjid Al Aqsa) ini kok malah plesir ga jelas gitu. Tentang memakai produk Muslim, mereka juga ga sependapat. Komunitas pengajian yg saya ikuti bermacam2. Dan tidak pernah berencana mengadakan kerusuhan, tidak merongrong NKRI. Jadi tolong jangan berpendapat saya ikut komunitas yg ingin menghancurkan NKRI. Ustadz yg saya sering ikuti pengajiannya: Ust. Bachtiar Nasir, Ust. Mustafa Umar, Ust. Abdul Somad, Ust. Zulkifli M. Ali, Ust. Khalid Basalamah, Ust. M. Abduh Tuasikal, Mamah Dedeh pun sering kutonton tiap pagi, dll. Ya mayoritas dari alumni Aksi Bela Islam. Karena saya mengikuti kegiatan2 mereka. Saya tdk memandang saudara yg Muslim dari asal komunitasnya. Ada dari Muhammadiyah, Salafi, ada NU jg. Kalau saya sebut HTI dan FPI nanti pasti pada mengira saya teroris. hadeh Lha orang HTI aja ada yg gak bener. Seperti yg saya sebutkan diatas, ada yg merokok juga. Yang saya lihat dari visi dan misi mereka. Baru nanti dimasukkan ke ring 1 atau ring 2. Terimakasih bagi yg sudah menghargai saya. Maaf kalau tidak semua bisa saya jawab. Karena terlalu banyak mention ke saya. Terimakasih atas perhatian teman2. Wassalammu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh