ENDAPAN MINERAL MESOTHERMAL
1. PROSES PEMBENTUKAN ENDAPAN MINERAL MESOTHERMAL
a. Pembentukan Mineral Primer
Sebelum membahas mengenai proses pembentukan endapan mineral mesothermal, terlebih dahulu harus diketahui tentang pembentukan endapan mineral menurut proses pembentukannya, adalah sebagai berikut :
Pembentukan bijih primer secara garis besar dapat diklasifikasikan jadi lima jenis endapan, yaitu :
a. Fase Magmatik Cair
b. Fase Pegmatitil
c. Fase Pneumatolitik
d. Fase Hidrothermal
e. Fase Vulkanik
Dari kelima jenis fase endapan di atas akan menghasilkan sifat-sifat endapan yang berbeda-beda, yaitu yang berhubungan dengan :
a. Kristalisasi magmanya
b. Jarak endapan mineral dengan asal magma
• intra-magmatic, bila endapan terletak di dalam daerah atuan beku
• peri-magmatic, bila endapan terletak di luar (dekat batas) batuan beku
• crypto-magmatic, bila hubungan antara endapan dan batuan beku tidak jelas
• apo-magmatic, bila letak endapan tidak terlalu jauh terpisah dari batuan beku
• tele-magmatic, bila disekitar endapan mineral tidak terlihat (terdapat) batuan beku
Ø Fase Magmatik Cair (Liquid Magmatic Phase)
Liquid magmatic phase adalah suatu fase pembentukan mineral, dimana mineral terbentuk langsung pada magma (differensiasi magma), misalnya dengan cara gravitational settling. Mineral yang banyak terbentuk dengan cara ini adalah kromit, titamagnetit, dan petlandit.
Ø Fase Pegmatitik (Pegmatitic Phase)
Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma. Sebagai akibat kristalisasi pada magmatik awal dan tekanan disekeliling magma, maka cairan residual yang mobile akan terinjeksi dan menerobos batuan disekelilingnya sebagai dyke, sill, dan stockwork.
Ø Fase Pneumatolitik (Pneumatolitik Phase)
Pneumatolitik adalah proses reaksi kimia dari gas dan cairan dari magma dalam lingkungan yang dekat dengan magma. Dari sudut geologi, ini disebut kontak-metamorfisme, karena adanya gejala kontak antara batuan yang lebih tua dengan magma yang lebih muda. Mineral kontak ini dapat terjadi bila uap panas dengan temperatur tinggi dari magma kontak dengan batuan dinding yang reaktif. Mineral-mineral kontak yang terbentuk antara lain : wolastonit (CaSiO3), amphibol, kuarsa, epidot, garnet, vesuvianit, tremolit, topaz, aktinolit, turmalin, diopsit, dan skarn.
Ø Fase Hidrothermal (Hydrothermal Phase)
Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat "aqueous" sebagai hasil differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif ringan, dan merupakan sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan endapan.
Ø Fase Vulkanik (Vulkanik Phase)
Endapan phase vulkanik merupakan produk akhir dari proses pembentukkan bijih secara primer. Sebagai hasil kegiatan phase vulkanis adalah :
1. Lava flow
2. Ekshalasi
3. Mata air panas
b. Proses Hidrotermal
Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat “aqueos” sebagai hasil diferensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relative ringan, dan merupakan sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan deposit mineral. Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal dua macam endapan hydrothermal yaitu Cavity Filling atau mengisi lubang-lubang yang sudah ada dalam batuan, dan Metasomatisme, dengan mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan dengan unsur baru larutan hydrothermal.
Berdasarkan cara pembentukannya, maka dikenal beberapa jenis endapan hidrotermal, antara lain :
• Endapan mineral Ephitermal, yaitu endapan mineral yang terjadi pada suhu < 200 ˚C
• Endapan mineral Mesothermal, yaitu endapan mineral yang terjadi pada suhu antara 200-300˚C dengan tekanan moderat
• Endapan mineral Hipothermal, yaitu endapan mineral yang terjadi pada suhu 300-500˚C dengan tekanan yang tinggi.