Kandungan Lumpur Lapindo


SUBMITTED BY: buyrami64

DATE: March 15, 2016, 1:59 a.m.

FORMAT: Text only

SIZE: 4.8 kB

HITS: 831

  1. Kandungan Lumpur Lapindo :
  2. lumpur Lapindo mengandung SiO2, Al2O3, dan Fe2O3 yang dominan, totalnya lebih dari 85 persen.
  3. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan membakar lumpur laiknya batu bata untuk mengubah struktur bahannya. Dan untuk melihat perubahan yang terjadi dideteksi dengan sinar X (X-Ray).
  4. Setelah itu gumpalan lumpur lalu dihaluskan agar mempengaruhi reaktivitas materialnya. Lalu digiling menjadi ukuran partikel hingga halus.
  5. Lumpur halus ini lalu dibakar dengan standar 6000 0 C selama empat jam, atau dibawah standar pembakaran semen yang mencapai 1.400 0C .
  6. ”Suhu 600 0 C ini sudah cukup untuk mendapat reaktivitasnya,”kata wakil rektor Bidang Akademik UK Petra, Surabaya.
  7. Semen halus hasil pembakaran inilah yang akan dipakai sebagai bahan baku beton. Ada dua langkah yang bisa dilakukan.
  8. Pertama, mengganti sebagian semen dengan lumpur Lapindo. Jika biasanya setiap satu meter kubik beton membutuhkan 400 kg semen, kali ini bisa dikurangi separuhnya (50 persen) bahkan hingga 60 persen, diganti dengan lumpur lapindo yang sudah diaktivasi.
  9. Hal ini tentu saja bisa mengatasi permasalahan dunia saat ini yakni ketersediaan bahan baku semen yang mulai menipis.Terkait kualitas, beton hasil pencampuran semen dan lumpur lapindo memiliki kualitas prima. Hasil penelitiannya, dengan penggantian 50 persen lumpur lapindo bisa menghasilkan kekuatan beton mencapai 50,80 mpa (mega pascal). Kekuatan ini didapat setelah beton berumur 28 hari. Sementara jika penggantian 55 persen lumpur lapindo, kekuatannya menjadi 45,60 mpa dan penggantian 60 persen lumpur kekuatannya menjadi 45,20 mpa. Kekuatan beton ini jauh dari standar beton biasa, bahkan hampir menyamai beton petronas twin tower yang kekuatannya 60 mpa. ”Untuk bangunan rumah biasa tiga lantai, 25 mpa sudah cukup. Selain mencampurkan lumpur dengan semen, bisa juga dilakukan dengan tanpa semen. Untuk cara kedua ini, pria kelahiran Blora 10 Desember 1960 lebih dahulu mengaktifkan kandungan silikon dioksida dan alumunium dioksida dalam lumpur dengan larutan alkali (water glass). Tujuannya agar komposisinya menjadi reaktif sehingga bisa mengikat partikel lainnya. Setelah itu, lumpur bisa dicampurkan dengan pasir atau bahkan kerikil tergantung dari komposisi yang dipilih. Setelah jadi beton cetakan, perlu dipanaskan lagi dengan suhu 60 derajat celcius. Beton tanpa semen yang dihasilkan ini kekuatannya bisa mencapai 50 mpa, sama dengan beton campuran semen dan lumpur lapindo. ”Kalau dibandingkan paving-paving yang banyak dipasaran ya lebih kuat ini karena paving umumnya hanya10 mpa,”sebut Djwantoro . Di tahun pertama semua percobaan yang dilakukan tidak menghasilkan karena komposisi dan cara pengolahan tidak tepat sehingga saat dites tekan langsung hancur seperti kerupuk. Baru di tahun kedua, dia mulai membuahkan hasil.
  10. Diakuinya temuan ini memang sangat memungkinkan ditiru. Karena itu dia telah mendaftarkan hak paten international, terutama untuk kerikil buatan dari lumpur lapindo yang bisa dipakai sebagai pengganti batu atau media hidroponik tanaman hias.
  11. Tak hanya lumpur lapindo, pria yang mengidolakan George Washington Carver ini juga membuat beton dari abu batubara yang diambil dari sisa pembakaran PLTA Paiton serta abu erupsi Gunung Kelud.
  12. Untuk memudahkan proses pencampuran, lumpur dipadatkan terlebih dahulu. Dengan komposisi 30-40%, lumpur dicampur dengan phaespalt dan kapur yang kemudian dilarutkan bersama-sama hingga menjadi larutan glasir.
  13. “Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk melapisi keramik dengan larutan glasir tersebut. Untuk keramik ukuran kecil, kita dapat mencelupkannya. Sedangkan untuk keramik ukuran besar, kita dapat melakukan penyemprotan. Setelah keramik kita lapisi glasir, baru kita bakar dalam tungku dengan suhu 1200 C°”, terang Nyoman Artha lebih lanjut.
  14. Berdasar Laporan ”Environmental Assesment” oleh UNDAC, 2006, disebutkan bahwa kandungan pelepasan lumpur ke perairan akan menyebabkan kematian hewan air dan menyebabkan akibat serius bagi manusia yang tergantung pada perairan tersebut. Kandungan logam berat yang bersifat toksik dan ditemukan pada konsentrasi yang tinggi adalah merkuri (Hg) yang berpotensi terakumulasi dalam tubuh manusia melalui konsumsi ikan. Kandungan Hg terukur 9,6 s/d 14 ng/g; Pb terukur 13,5-17 µg/g , Cd terukur 0,13 µg/g ;Cr terukur 25-40 µg/g. Sedangkan berdasar hasil uji pendahuluan terhadap air lumpur lapindo diketahui mengandung Pb sebesar 3,08 ppm, Fenol 1,56 ppm (Hidayati dan Widya yanti, 2007). Padahal menurut KepMenLH 51/2004 kadar yang diperbolehkan di peraiaran: untuk Pb sebesar 0,008 ppm sedangkan Cd dan Hg hanya diperkenankan 0,001 ppm. Lumpur ini terdiri dari 30% zat padat dan 70% air, sehingga jika airnya diolah, masih ada potensi sebagai media pemeliharaan ikan atau udang .

comments powered by Disqus