Proses pembuatan Briket
1. Penjemuran
Proses pertama pada pembuatan briket adalah dengan mengiringkan bahan, baik itu sekam padi, jagung, maupun bahan lain yang mendukung untuk pembuatan briket dan diharapkan memenuhi nilai uji kelayakan.
2. Pirolisis
Pirolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan menggunakan pemanasan tanpa adanya oksigen. Proses ini atau disebut juga proses karbonasi atau yaitu proses untuk memperoleh karbon atau arang, disebut juga ”High Temperature carbonization” pada suhu 4500 C-5000C. Dalam proses pirolisis dihasilkan gas-gas, seperti CO, CO2, CH4, H2, dan hidrokarbon ringan. Jenis gas yang dihasilkan bermacam-macam tergantung dari bahan baku. Salah satu contoh pada pirolisis dengan bahan baku batubara menghasilkan gas seperti CO, CO2, NOx, dan SOx. Yang dalam jumlah besar, gas-gas tersebut dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Proses pirolisis dipengaruhi factor-faktor antara lain: ukuran dan distribusi partikel, suhu, ketinggan tumpukan bahan dan kadar air.
3. Penghancuran/pengayakan
Selah proses pirolisis, hasil dihancurkan dan diayak agar memudahkan proses selanjutnya seperti pencampuran perekat dan percetakan. mengapa proses penghancuran dilakukan setelah pirolisis? kita ambil contoh; dengan bahan batok kelapa, maka akan lebih mudah dihancurkan setelah batok itu berbentuk arang/setelah pirolisis dibanding ketika masih berbentuk batok itu sendiri.
4. Percetakan dan Pencampuran perekat
Setelah diayak , arang yang dalam serbuk diberikan campuran perekat dengan rasio perekat 0,1% dari berat bahan; misal 1 kg arang akan digunakan perekat sebesar 0,1 kg. Setelah direkatkan dan dicampur proses selanjutnya adalah percetakan, sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Mas ridwan dkk, Pressure yang paling tepat dalam percetakan briket adalah 800 kg/cm^3
5. Pengeringan
6. Pengujian
Selelah briket telah jadi maka akan dilakukan pengujian pada briket tersebut.