SAHABAT JADI CINTA


SUBMITTED BY: Guest

DATE: March 29, 2014, 10:53 a.m.

FORMAT: Text only

SIZE: 21.6 kB

HITS: 2054

  1. Bel sekolah pun berbunyi tanda masuk kelas, aku masuk ke kelas dengan sahabatku yang bernama iqbal. Dia itu teman aku sejak kecil, orangnya sangat baik dan perhatian kepada semua orang terutama kepadaku sahabat terbaiknya. Karena dia orangnya sangat menyenangkan membuat aku selalu nyaman berteman dengannya.
  2. “ iqbal, loe udah ngerjain tugas belum kalau udah gue nyontek donx” kataku
  3. “ Akh loe bel bisanya nyontek melulu kapan loe bisa ngerjain tugas sendiri tanpa bntuan orang lain” jawab ikbal
  4. “ He he he” aku malah tersenyum
  5. “ Ekh mlah senyum nich tapi awas besok jangan nyontek lagi yach” kata iqbal
  6. “ sok sift” jawabku
  7. Akhirnya pelajaran pun selesai sekarang waktunya pulang, hari ini aku gak di jemput sama ilham cowokku. Dia lagi ada tugas di kampusnya karena dia sudah menjadi mahasiswa, aku dan dia cuman berbeda 2 tahun. Dari tempat parkiran kelihatan ikbal lagi ngeluarin motornya kemudian aku menghampirinya.
  8. “ Ikbal tunggu, bareng yuk pulangnya” kataku kepada iqbal
  9. “ ayo emang loe nga di jemput bel sama cowok loe” jawab iqbal
  10. “ gak dia lagi ada tugas di kampusnya jadi gak bisa jemput gue hari ini, gue bareng loe yach” ucapku
  11. “ Ayo, kita kan tetanggaan jadi pulangnya searah, ayo naek”ajak iqbal
  12. “ ok thanx yach bal, loe emang temen terbaik gue” jawabku
  13. “ Ia loe cuman nganggep gue temen terbaik loe, tapi gue pengennya lebih bel” kata ikbal di dalam hatinya.
  14. “ Ayo buruan malah bengong”ajakku
  15. Kami pun sudah nyampe di rumahku, tapi iqbal gak mampir dulu ke rumahku dia langsung pulang. Didalam rumah mamah sudah menungguku untuk mengajak makan siang bersama, beliau sudah menyiapkan makanan kesukaanku. Aku langsung ganti baju lalu bergabung di meja makan yang sudah ada adik-adikku, ayahku gak ada dia masih kerja pulangnya sore. Kamipun makan dengan lahap.
  16. Dari luar rumah kedengeran ada yang memanggilku, ternyata dia iqbal ngajak aku main ke tempat biasa kita nongkrong bareng yang lain.
  17. “ Hai bella” iqbal menyapaku
  18. “ tunggu bentar aku ganti baju dulu bal” jawabku sambil masuk lagi ke dalam
  19. “ bel sebenarnya aku pengen ngajak kamu ke suatu tempat yang menyenangkan karena aku menyukaimu tapi sayangnya kamu sudah ada yang punya” kata iqbal dalam hatinya
  20. “maaf yach aku lama ganti bajunya” kataku
  21. “ia gak apa-apa, ayo kita pergi” ajaknya
  22. Setibanya di tempat biasa kita nongkrong, sudah banyak orang yang lagi asyik ngobrol dengan temannya masing-masing. Akupun menemui teman cewekku namanya cika, dia temen sebangkuku orangnya sangat baik dan menyenangkan, dia juga naksir sama iqbal tapi gak berani ngungkapinnya. Sedangkan iqbal menemui temen-temenya yang lain.
  23. “ hai cik” akupun menyapanya
  24. “ hai bel” cika balik nyapa
  25. “ loe udah lama di sini cik” kataku
  26. “ gak baru bentar, kok loe bareng ikabal ke sininya bel” tanya cika
  27. “ ia, emangnya kenapa?” jawabku
  28. “ gak kenapa – kenapa, emangnya ilham kemana gak bareng loe?” tanya cika
  29. “ eum bilang aja loe cemburu gue bareng iqbal, ilham lagi ada tugas di kampusnya jadi gak bisa maen ke sini” jawabku
  30. “ oh loe bisa saja, gue gak cemburu kok sama loe” kata cika
  31. “ besok di sekolah ada tugas sama ulangan gak, cik?” tanyaku
  32. “ kalau gak salah, gak ada bel” jawabnya
  33. “ syukurlah kalau gak ada , gue lagi males belajar hari ini” kataku
  34. “ eum emang tiap hari loe males belajar kalau gak di suruh sama ilham, tadi pagi juga kamu ngerjain PR di sekolah nyontek lagi yach sama iqbal” katanya
  35. “ he he he” aku cuman tersenyum
  36. Dari kejauhan iqbal memanggilku dia mengajakku pulang karena sudah sore sebentar lagi mau adzan maghrib, akupun berpamitan sama cika dan cikapun sebentar lagi mau pulang katanya. Akupun menghampiri iqbal yang lagi nungguin aku, kita pun langsung pulang tanpa kemana-mana dulu. Di depan rumah, mamahku sudah menunggu karena sudah sore banget aku baru pulang, aku terus diomelin tapi aku tidak menghiraukannya kemudian mamahku juga berhenti mengomel.
  37. Keesokan harinya ketika aku sedang berjalan menuju gerbang sekolah mau pulang, tiba - tiba ilham mengagetkanku ternyata dia menjemputku, tetapi baru hari ini aku merasa aneh kenapa aku gak bahagia di jemput sama ilham malah berharap sekarang aku bisa pulang bersama iqbal. Ya allah apa yang sudah terjadi kepadaku, apa aku mulai menyukai iqbal akh itu gak mungkin tidak tidak aku hanya menganggap iqbal sahabat terbaikku saja.
  38. “ Hai bel” sapa ilham tiba-tiba
  39. “ eh kamu kirain siapa?”jawabku
  40. “ emang nya kamu ngarepin nya siapa?” tanyanya
  41. “ gak ngarepin siapa-siapa, di kiranya kamu masih sibuk ngerjain tugas kampus”
  42. Jawabku
  43. “ oh masalah itu sudah beres kok tugasnya, sorry yach kemarin aku gak bisa jemput kamu” katanya
  44. “ gak apa-apa, aku kemarin pulang bareng sama iqbal” kataku
  45. “ baguslah kalau kemarin kamu ada yang nganterin pulangnya” jawabku
  46. Iqbalpun datang menghampiri kita berdua, dia cuman nyapa kita berdua terus dia pun pergi tanpa berkata apa-apa. Keliatannya dia lagi buru – buru, jadi gak sempat berbincang – bincang dulu sama kami.
  47. “ itu iqbal buru – buru mau kemana” tanya ilham
  48. “ gak tahu kayak nya ada keperluan, jadi harus buru – buru” jawabku
  49. “ oh gitu iqbal itu sangat baik banget yach sama kamu “ kata ilham
  50. “ ya iyalah dia baik karena aku sudah temenan dengan dia dari kecil” jawabku
  51. “ tapi keliatannya dia itu suka sama kamu bel “ kata ilham
  52. “ apa sich, gak mungkin dia cuman nganggep aku teman terbaiknya doanx” jawabku
  53. “ ia kamu nya aja yang gak ngerasa, tapi aku bisa ngerasain dan melihat kalau dia itu suka sama kamu liat saja sikap dan perhatiannya sama kamu itu penuh dengan kasih sayang” kata ilham
  54. “ udahlah itu cuman persaan kamu saja yang cemburu sama iqbal” jawabku
  55. Ketika ilham bilang kalau iqbal itu suka sama aku perasaanku jadi tak menentu, hatiku mendadak dag dig dug tidak seperti biasanya. Apa benar yang di katakan ilham bahwa iqbal suka sama aku, akh itu gak mungkin itu cuman perasaan ilham saja.
  56. “ ekh malah bengong lagi mikirin apa” ilham mengagetkanku
  57. “ eum gak mikirin apa-apa, cuman lagi berpikir kalau sebaiknya kamu itu harus lebih jauh mengenal iqbal biar kamu gak cemburu terus” kataku
  58. “ aku itu gak cemburu, cuman yang aku katakan itu semuanya benar” jawab ilham
  59. “ udahlah, emang iqbal orangnya baik dan asyik, seru kalau berteman dengan dia walaupun kadang – kadang suka nyebelin juga” kataku
  60. “ tuch kan kamu terus saja muji dia, emangnya gak bosen sedikit – sedikit kalau kita bertemu pasti saja selalu ngomongin dia” jawab ilham
  61. “ apa sich kamu sensitif banget, kamunya yang duluan ngomongin iqbal” kataku
  62. “ bukannya gitu, tapi emangnya gak bosen tiap harikita bertemu ngomongin iqbal terus, seharusnya kita itu ngomongin tentang hubungan kita” jawab ilham
  63. “ ia sudah kita ngomongin yang lain saja, sorry kalau aku sudah menyakiti perasaanmu” kataku
  64. “ ia udah lain kali jangan di ulangi lagi, sekarang kita mau kemana?” jawab ilham
  65. “ kita pulang saja, aku pengen cepet istirahat capek tadi habis ada pelajaran olahraga” kataku
  66. “ ia udah kalau gitu kita pulang” ajak ilham
  67. Kita pun pulang, saat di perjalan pulang ke rumah kami tidak banyak bicara malah pada diam seribu bahasa. Sesampainya aku di rumah akupun turun dari motor, lalu aku mengajak iqbal mampir dulu ke rumah.
  68. “ kita udah nyampe bel” kata ilham
  69. “ oh ia makasih yach sudah nganterin aku pulang” jawabku
  70. “ ia sama – sama itu sudah jadi tanggung jawab aku sebagai cowok kamu” kata ilham
  71. “ ayo mampir dulu ke dalam, ketemu orangtuaku mereka nanyain kamu terus katanya sekarang kamu jarang main ke rumah” kataku
  72. “ lain kali saja, aku ketemu orangtua kamu salamin aja pada mereka, sekarang aku belum sempet main ke rumahmu lagi karena sibuk” jawabnya
  73. “ ia udah kalau gitu” kataku
  74. “ aku pamit pulang dulu yach sampai ketemu besok” pamit ilham
  75. “ ok hati – hati di jalan” kataku
  76. Ketika aku sedang membantu ibu di dapur nyuci piring habis makan malam, tiba – tiba ada seseorang yang mengetuk pintu rumahku, lalu akupun membuka pintu dan ternyata itu iqbal. Tiba – tiba hatiku dag dig dug ketika melihat iqbal ada di hadapanku, akupun sangat senang saat melihat iqbal datang ke rumahku.
  77. “ lagi sibuk bel” tanya iqbal
  78. “ gue cuma lagi bantu ibu nyuci piring” sahutku
  79. “ oh gue pikir gak lagi sibuk” jawab iqbal
  80. “ emangnya ada apa?” kataku
  81. “ ngga, tadinya gue mau ajak loe keluar, tapi ya udahlah lain kali aja bisa kan?” pinta iqbal
  82. “ ngga apa – apa sekarang juga udah beres kok” kataku
  83. “ oh baguslah kalau begitu” jawab ilham
  84. “ emangnya kita mau kemana?” tanyaku
  85. “ gue mau nunjukin sesuatu sama loe” jawab iqbal sambil tersenyum
  86. “ mau nunjukin apa?” tanyaku penasaran
  87. “ nanti juga loe tahu bel, ya udah kita berangkat yuk” ajak iqbal
  88. Kami pun bergegas pergi dari rumahku, di jalan aku bertanya – tanya sebenarnya iqbal mau ajak aku kemana tidak seperti biasanya malem – malem gini dia ngajak aku keluar dan mau nunjukin sesuatu apa yach jadi bingung. Iqbal bilang tempatnya sedikit jauh jadi aku bersabar, aku semakin penasaran saja apa yang mau iqbal tunjukin ke aku. Beberapa saat kemudian iqbalpun berhenti di suatu tempat sebelumnya kami belum pernah datang ke tempat ini, tempatnya itu tidak terlalu ramai dan tidak terlalu sepi.
  89. “ kita kok berhenti disini bal” tanyaku bingung
  90. “ ia emang ini tempatnya” jawab iqbal
  91. “ terus apa yang mau loe tunjukin ke gue” tanyaku lagi
  92. “ ia sudah tapi kamu jangan marah yach, soalnya aku sudah lama mempersiapkan ini semuanya cuman nunggu waktu yang tempat saja mudah – mudahan ini adalah waktu yang tepat buat aku jujur” jawab iqbal
  93. “ ada apa sich ngomongnya mulai aku kamu dan mau jujur apa? makin penasaran aja” sahutku
  94. “ bentar, tunggu dulu sebentar disini yach” jawab iqbal
  95. Lalu iqbal berjalan entah mau kemana, aku di suruh nunggu semakin penasaran saja apa yang mau iqbal tunjukin ke aku, gak terlalu jauh iqbal melambaikan tangannya menyuruhku menghampirinya entah apa yang sedang dia lakukan di sana, semakin membuatku penasaran saja. Setelah aku samapai disana, ternyata iqbal menunjukan kunang – kunang yang berada di tepian danau itu sangat indah banget tapi aku terkejut di pingir danau ada lilin – lilin yang bernyala yang membentuk kata I love you, aku sangat kaget dan tidak menyangka kalau iqbal akan menyatakan perasaannya padaku.
  96. “ bel, aku sangat cinta dan sayang sama kamu, tapi kamu udah punya pacar” sahut iqbal
  97. “ loe nembak gue bal” tanyaku serius
  98. “ ia bel, maaf aku memendam semua perasaanku selama ini karena aku gak bisa jujur karena kamu udah punya cowok” jawab iqbal
  99. “ sudah lama loe memendam semua ini ke gue” tanyaku lagi
  100. “ ia bel sudah cukup lama, dan aku baru berani mengatakannya sekarang karena aku sudah gak tahan melihat kamu berdua terus sama ilham, apalagi tadi siang di gerbang sekolah hatiku merasa sakit bel melihat kalian berdua ngobrol” jawab iqbal
  101. “ kenapa gak dari dulu bilangnya bal? Sebelum gue jadian sama ilham” tanyaku
  102. “ aku cuman takut kamu akan menolakku dan merusak persahabatan yang sudah kita bangun dari kecil bel, makanya selama ini aku pendam perasaan ini” sahut iqbal
  103. “ jujur saja aku juga mulai menyukai kamu lebih dari sekedar sahabat bal, ketika kita pulang bareng waktu itu. Hatiku mulai aneh berdebar dag dig dug ketika dekat denganmu” jawabku mengakui
  104. “ jadi gimana bel hubungan kita sekarang” tanya iqbal sangat serius
  105. “ gimana yach aku juga jadi bingung, kamu telat bal aku sekarang sudah sama ilham, aku juga gak ingin membuat ilham kecewa kepadaku” jawabku
  106. “ bener bel aku telat mengatakan ini semua, tapi sekarang aku lega sudah mengungkapkan perasaanku yang selama ini aku pendam. Terus kita bagaimana sekarang?” tanya iqbal lagi
  107. “ ia sekarang kita sudah tahu tentang perasaan kita masing – masing, tapi kita gak bisa jadi sepasang kekasih, kita masih jadi sahabat terbaik saja seperti biasanya” jawabku
  108. “ ia bel aku gak mau kehilanganmu, gak apa – apa sekarang kita bersahabat dulu ke depannya gak tahu apa yang akan terjadi sama kita” kata iqbal
  109. “ makasih ia bal, kamu sudah mau ngertiin situasi aku” jawabku
  110. “ ia bel sama – sama” kata iqbal
  111. Malam itu aku dan iqbal pun sangat bahagia, karena aku tidak menyangka kalau iqbal akan menyatakan perasaanya kepadaku, tapi di sisi lain aku pun bingung dengan ilham karena aku juga menyukai dia. Tapi iqbal orang nya sangat pengerti dia pun bisa menerima ini semua kami masih jadi sahabat terbaik, malem itu pun kami pulang dengan hati berbunga – bunga.
  112. Keesokan harinya di sekolah aku menceritakan kejadian waktu malem itu ke cika, walaupun aku tahu kalau cika itu menyukai iqbal juga tapi aku bingung harus menceritakan ini semua kepada siapa lagi karena cuman cika sahabat terbaikku dan yang bisa menjaga rahasiaku.
  113. “ cik gue mau curhat nich” kataku
  114. “ emangnya mau curhat apa? Kayanya serius dech” tanya cika
  115. “ ia tapi loe jangan marah yach?” jawabku
  116. “ kenapa gue harus marah? makin panasaran saja” tanya cika
  117. “ semalem iqbal nembak gue” jawabku
  118. “ apa?” kata cika kaget
  119. “ ia gue juga tahu, loe suka sama iqbal tapi gue bingung harus curhat kepada siapa lagi selain loe, cik” kataku
  120. “ ia gak apa – apa curhat aja, sebenarnya gue sudah tahu dari dulu kalau iqbal itu menyukai loe, bel” jawab cika
  121. “ masa sich cik, sekarang gue harus bagaimana yach cik?” tanyaku
  122. “ bagaimana dengan perasaanmu sekarang” tanya cika balik
  123. “ gue juga bingung cik, gue suka sama ilham tapi belakangan ini gue juga suka sama iqbal.” Jawabku
  124. “ kalau gini jadi bingung ngasih solusinya juga, ia sudahlah sekarang loe ikutin aja apa isi hati loe, bel” kata cika
  125. “ makasih cik atas sarannya, loe emang sahabat terbaikku” kataku
  126. “ ia sama – sama, kita sebagai sahabat harus saling membantu” jawab cika
  127. “ sekali lagi makasih banget, cik” kataku
  128. Guru pun masuk, kami memulai pelajaran dengan khidmat karena sekarang pelajaran sejarah gurunya sangat galak, jadi semua murid takut semuanya pada diam mendengarkan apa yang lagi di terangkan sang guru.
  129. Bel sekolah berbunyi waktunya pulang hari ini aku gak di jemput sama ilham katanya ada acara. Aku di minta cika untuk mengantarnya ke toko buku, kita pergi naik angkutan umum. Di perjalanan kita melihat ilham lagi jalan sama cewek, gak tahu siapa cewek itu aku baru lihat. Hati ini merasa terbakar melihat ilham pegangan tangan sangat mesra dengan cewek itu, kita pun menghampiri mereka ilham sangat kaget melihat kita ada di sana.
  130. “ hai ilham, cewek ini siapa” sapa aku mengagetkannya
  131. “ diii aaaaa” jawab ilham sambil terbata – bata
  132. “ ini siapa sayang” kata cewek itu sama ilham
  133. “ apa dia memangilmu sayang, sebenarnya dia siapa?” kataku agak berteriak
  134. “ aku pacarnya, dan kamu siapa?” timbal cewek itu lagi
  135. “ apa kamu pacarnya, dari kapan kalian berpacaran” kataku agak marah
  136. “ kami baru aja jadian, kira – kira baru 1 bulanan” jawab wanita itu lagi
  137. “ ternyata selama ini kamu ada tugas kampus, ada acara bilangnya. Ini yang kamu lakukan di belakangku selingkuh dengan cewek lain.” Kataku
  138. “ dengarkan aku dulu bel”
  139. “ sudahlah gak ada yang harus di jelasin lagi” kataku sambil pergi
  140. Aku dan cika langsung meninggalkan ilham dan cewek itu, dari tadi cika tidak bicara sedikitpun, hanya cewek itu saja yang bicara. Ilham mencoba mengejarku tapi aku dan cika langsung naik taxi gak menghiraukan teriakan ilham yang memanggilku. Aku meminta maaf kepada cika karena gak jadi mengantar ke toko bukunya, keburu aku melihat ilham dan cewek itu. Selama di perjalanan pulang aku menagis cika mencoba menghiburku, supaya aku tidak berlarut – larut dalam kesedihan.
  141. Aku tiba di rumah, aku turun dari taxi pamitan sama cika. Tadinya cika mau menemaniku dulu tapi aku menyuruhnya pulang, aku langsung masuk kamar gak pengen ketahuan habis nangis oleh mamah yang lagi asyik nonton tv. Aku menghubungi iqbal dan menceritakan yang terjadi tadi siang, iqbal pun kaget dan mencoba untuk menghiburku dan dia juga mengajak aku ke luar nanti malam untuk menghiburku, tapi aku menolaknya karena aku pengen sendiri dulu tak ingin kemana - mana.
  142. Keesekon harinya aku sekolah seperti biasanya, iqbal dan cika selalu ada di sampingku untuk menghiburku takutnya aku melakukan sesuatu yang dapat merugikanku mereka emang teman terbaikku selalu ada di waktu aku senang dan susah. Mereka selalu bertanya terus tentang ilham tapi aku gak mau membahasnya dulu, pelajaran di mulai kami pun belajar semesti biasanya.
  143. Pulang sekolah di luar gerbang sekolah ilham sudah ada menungguku, aku berusaha mencoba untuk menghindari ilham tapi aku ketahuan, ilham menghampiriku. Aku terus berlari tapi ilham mengejar dan menghentikanku, aku pun berhenti.
  144. “ bel tunggu aku, dengerin dulu penjelasanku” kata ilham
  145. “ apalagi sich yang harus di jelaskan semuanya sudah jelas” jawabku
  146. “ kemarin yang kamu lihat itu sebenarnya......” kata ilham kemudian diam
  147. “ sebenarnya apa?” tanyaku lagi
  148. “ sebenarnya dia itu cuman teman kampus aku, yang menyukaiku tapi aku gak balik menyukainya cuman kemarin - kemarin aku lagi kesal sama kamu, soalnya kamu terus membicarakan dan memuji iqbal setiap kita bertemu, terus dia ngajak jalan aku mengiakannya jadi kita jalan bareng dech” ilham menjelaskan panjang lembar
  149. “ tapi gak kini caranya, untuk membalasanya kekanakan banget” kataku simpel
  150. “ ia jadi maafin aku, kemarin aku khilaf” jawab ilham
  151. “ ia aku maafin, tapi hubungan kita berakhir sampai di sini saja” kataku
  152. “ maksudnya kita putus” tanya ilham
  153. “ ia kita putus saja, mungkin kita sudah tidak cocok” jawabku sambil meninggalkan ilham
  154. “ bella tunggu kita gak boleh putus kita bisa bicarain ini semua dengan baik - baik” teriak ilham
  155. “ gak ada yang harus dibicarakan lagi, sudah cukup sampai disini” teriakku lagi
  156. Aku tak menghiraukan teriakan ilham, aku terus berjalan menjauhi ilham akhirnya hubunganku dengan ilham berakhir walaupun hati ini sakit, tapi kalau di biarin berlanjut takut saling menyakiti terus. Makanya ini adalah keputusan yang terbaik untuk mengakhiri hubungan ini. Setibanya di rumah aku langsung menelpon iqbal dan cika menceritakan kalau aku dan ilham sudah putus, mereka kaget mendengar keputusanku.
  157. Satu bulan sudah berlalu, awalnya ilham terus saja mengajak balikan lagi tapi aku terus menolaknya karena sudah terlajur sakit hati. Tapi akhirnya ilham mengalah kita jadi sahabat saja. Selama itu juga iqbal selalu menghiburku dan mengatakan perasaannya terus, tapi aku belum bisa menerimanya walaupun sudah tidak ada penghalangnya tapi aku pengen menyembuhkan luka di hati ini.
  158. Akhir pekan pun tiba, iqbal mengajakku main ke suatu tempat yang belum pernah kami kunjungi. Sore itu pun aku pergi sama iqbal naik motor, selama perjalanan kami diam hanya menikmati suasana perjalanan yang segar setibanya disana kami pun turun dari motor.
  159. “akhirnya kita tiba juga disini” kata iqbal
  160. “ ia emang tempatnya menyenangkan banget” jawabku
  161. “ ia disini aku pengen ngomong sesuatu” kata iqbal
  162. “ ngomongin apa lagi?” tanyaku
  163. “ masalah kita bel, aku gak mau nunggu terlalu lama sekarang kamu dan ilham sudah putus jadi sudah gak ada penghalang lagi untuk kita bisa bersatu” jawab iqbal
  164. “ tapiiii” belum selesai berkata iqbal sudah memotong ucapanku
  165. “ untuk sekarang tidak ada kata tapi, kamu itu harus segera move on jangan takut masalah kemarin akan terulang kembali, aku akan menyayangimu sepenuh hatiku tanpa ada pengkhianatan” kata iqbal
  166. “ aku masih bingung harus bagaimana?” kataku
  167. “ kamu jangan bingung – bingung, lupakanlah masa lalu mari kita bangun kembali semuanya dari awal.” Kata iqbal
  168. “ oklah kalau begitu kita mulai semuanya dari awal, jadi sekarang kita syah jadi sepasang kekasih” kataku
  169. “ nah kaya gini semangat aku senang mendegar ini semua” kata iqbal
  170. “ iya bal, aku gak mau kehilangan kamu” kataku
  171. “ makasih ya bel, aku akan jagain kamu semampuku” sahut iqbal sambil memelukku
  172. “ ia bal sama – sama” kataku
  173. Akhir pekan ini membuatku dan iqbal sangat bahagia, karena aku tidak menyangka bisa jadian sama iqbal. Diapun berjanji akan tetap menjagaku seperti dulu dan tidak akan meninggalkanku, aku terharu dia mencintaiku dengan begitu tulus. Tapi semua ketulusan cinta ini gak akan ku sia – siakan, akan ku jaga sampai akhir hayat nanti.
  174. Keesekon harinya seperti biasanya ku ceritakan kejadian semalam pada cika, cika pun bahagia walaupun sebenarnya pasti dia sakit hati. Aku pun memberitahukan hubungan ku sama keluargaku mereka sangat menyetujuinya karena mereka sudah kenal jauh sama keluarga iqbal juga, gak ketinggalan akupun menceritakannya pada ilham walau pertamanya ilham kaget dan gak setuju dengan hubunganku ini. Tapi akhirnya dia menyadarinya bahwa dia sudah tidak ada hak lagi dan merestuinya. Akhirnya kami bisa menjalani hidup ini dengan bahagia bersama iqbal , temanku dan keluargaku.

comments powered by Disqus