Pantai Liang Bunaken Ricuh, Wisatawan Panik!


SUBMITTED BY: Guest

DATE: Dec. 7, 2013, 1:18 a.m.

FORMAT: Text only

SIZE: 4.7 kB

HITS: 4645

  1. Sengketa kepemilikan lahan, tak sedikit berujung kericuhan atau bentrokan antara kelompok-kelompok yang saling bertikai. Situasi sengketa itu bukan barang aneh di tanah air Indonesia seperti yang sering diberitakan oleh media telebisi, cetak dan on line.
  2. Bagaimana kalau sengketa lahan itu terjadi di Bunaken? Atau tepatnya di Pantai Liang, Pulau Bunaken? Pantai itu adalah tempat bagi para wisatawan lokal dan mancanegara untuk berwisata lanjutan setelah snorkling atau diving di Taman Laut Bunaken.
  3. Setiap kali saya mengantar tamu, pantai Liang itu menjadi persinggahan wajib bagi para wisatawan. Karena di pantai itulah kami harus bayar retribusi wisatawan yang ke Bunaken. Untuk wisatawan lokal kami harus bayar per orang Rp. 5.000,- dan wisatawan mancanegara harus bayar per orang Rp. 50.000,-.
  4. 13863772821715520548
  5. Loket Masuk ke Pulau Bunaken (dok.pri)
  6. Pantai Liang menjadi pusat wisata karena di pantai itu wisatawan bisa sewa perlengkapan alat untuk snorkeling dan diving. Rasa dahaga tenggorokan karena berada di atas laut hampir sejam bisa dibasahai dengan minum air keapa muda yang dijual rata-rata 10 ribu. Jagung manis bakar, pisang goreng dengan rica rowanya bisa dipesan sembari minum air kelapa muda.
  7. Apabila perut mulai keroncongan, wisatawan bisa pesan makan di warung-warung sea food. Selain itu tersedia juga toilet. Wisatawan yang ingn menambah pengetahuan tentang Taman Laut Bunaken, bisa masuk infromasi centre yang dikelola oleh pemerintah setempat dengan memajang foto-foto biodata laut dan informasi Bunaken lainnya..
  8. Jika ingin membawa oleh-oleh untuk dibawa pulang, wisawan bisa membeli di lpak-lapak penjual souvenir seperti kaos bertuliskan Bunaken atau cidera mata Tarsius khas Sulut.
  9. Wisatawan Santai di Pantai Liang Bunaken (dok.pri)
  10. Betapa strategisnya pantai Liang Bunaken itu. Tapi, pada Selasa dan Rabu (4/12) kemarin di Pantai Liang terjadi kericuhan antar kelompok yang sama-sama mengaku pemilik lahan pantai itu Para penjual merasa tanah itu milik pemerintah karena tersiar kabar bahwa sejak 1982 terjadi jual beli antara Pemprov (Disparbud) dengan hukum tua setempat disakskan warga setempat.
  11. Seperti dirilis oleh koran-koran Lokal, kericuhan itu terjadi antara keluarga Bermalam dan keluarga Piter yang memperebutkan lahan (visitor centre) pantai Liang. Para pedagang yang tergabung dalam Himpunan Pengelola Wisata Lokal Bunaken, tersingkir dari tempatnya dan secara darurat membuka lapaknya di lokasi non sengketa.
  12. Tak hanya pedagang, para wisatawan yang sedang bewisata di lokasi itu, lari kocar-kacir karena takut melihat sekelompok orang membawa parang dan kemudian mengklaim dan menyerukan kepada para pedagang untuk tidak berjualan lagi di lokasi sengketa. Pemberitaan ini menjadi headline koran-koran lokal.
  13. Bunaken adalah objek wisata kebanggaan Sulut yang sudah mendunia. Kalau belum ke Bunaken, rasanya belum berwisata. Banyak wisatawan mencari sensasi Bunaken dengan snorkeling dan diving sebagai kenangan terindah berwisata ke Manado.
  14. Gejala akan terjadi perebutan lahan di pantai Liang Bunaken, sebenarnya sudah saya perkirakan sebelumnya. “Tanah ini milik Keluarga Bermalam” tulisan dengan cat merah di papan tripleks dan dipaku pada sebuah pohon, sempat saya baca ketika saya dan rombongan peserta dan team leader APAO IX pada hari Selasa (26/11) excursi ke Bunaken.
  15. Kalau tidak terselesaikan sengketa lahan itu, dampak dari peristiwa itu bisa menciutkan nyali para wisatawan yang akan datang ke Bunaken. Lebih parah lagi, brand image “Bunaken” sebagai salah satu objek wisata dunia, bisa menjadi bumerang bagi Pemprov Sulut yang selama ini “menjual” keindahan Bunaken kepada wisatawan mancanegara.
  16. Pelabuhan Perahu di Pantai Liang (dok.pri)
  17. Mulai Desember ini orang sudah banyak menyiapkan diri untuk merancang ke mana mau berlibur Natal dan Tahun Baru. Suasana Natalan di Sulut terkenal meriah karena tradisi kristiani yang sudah diadopsi menjadi tradisi setempat sejak jaman Belanda.
  18. Suasana Natal di Manado dan sekitarnya sudah dimulai sejak terdengar lagu-lagu Christmas dibunyikan dari toko-toko dan mikrolet. Sekarang Santa Claus “berkeliaran” di jalan-jalan untuk memberi nasehat dan hadiah kepada anak-anak yang mebutuhkan. Semangat memberi dari Santo Nicholaus mentradisi di kalangan masyarakat Sulut. Belum lagi, kembang api setiap malam disulut ke udara dan menimbulkan warna-warni di langit. Kemeriahan Natal ini sungguh menjadi daya tarik orang untuk datang ke Manado dan sekitarnya.
  19. Semoga persoalan di Bunaken segera selesai sehingga duka Bunaken tak berkepanjangan hingga menurunkan kunjungan wisatawan ke Sulut.

comments powered by Disqus