Jika ada Capres yang mengeluarkan dana miliaran mempromosikan dirinya akan membantu petani, dengan latar belakang gambar petani membajak sawah dengan kerbau, padahal biaya promosinya bisa dipakai buat beli banyak mesin combiner agar petani bisa mengelola sawah berskala industri,
Jika ada Capres yang mengeluarkan dana miliaran mempertontonkan polisi dikasih uang oleh pengendara mobil, padahal biaya promosinya bisa dipakai buat beli cctv untuk mengawasi proses pemberantasan pungli di jalan raya,
Maka Jokowi yang bukan (belum) Capres punya strategi merangkul 165 Raja-Raja Nusantara dan 11 Raja-Raja dunia dalam acara Pagelaran Agung Keraton se-Dunia adalah strategi brilliant. Edan. Sebuah manuver politik yang tidak disangka-sangka. Tidak pernah dilakukan oleh para capres. Padahal Jokowi hingga saat ini bukan capres. Namun, jika saat ini mendadak diadakan pemilu, maka Jokowi pasti menang. Selain banyak masyarakat mendukungnya, juga Raja-Raja Nusantara mendukung Jokowi, juga raja-raja negara lain turut mendukung Jokowi.
Jokowi mengaku minder berada bersama Raja-Raja Nusantara. Tentu saja, karena Jokowi bukan keturunan raja. Lihat saja pakaian yang dipakai Jokowi. Sebagai orang Solo, saya paham sekali, kalau sudah pakai batik yang corak dan warnanya kurang lebih seperti yang dikenakan Jokowi, artinya hanya dua: 1. Koleksi pakaiannya batik semua, atau 2. Menghormati serta menjunjung tinggi orang yang ditemui.
Merangkul Raja-Raja itu penting sekali. Karena Indonesia belum lama merdeka. Raja-Raja masih ada dan masih dihormati rakyatnya, sekalipun hak-haknya memerintah sebagai Raja tidak ada lagi. Jika rakyatnya melihat Jokowi menghormati Raja-Raja mereka, maka otomatis mereka akan mendukung Jokowi jika Jokowi hendak mencalonkan diri menjadi Presiden.
Sejak diakuinya kemerdekaan Indonesia oleh dunia 27 Desember 1949, dimana NKRI tidak dapat berdiri tanpa peran para Raja ini, maka negara seharusnya memberi penghargaan serta privilege bagi mereka untuk turut berperan dalam menjalankan roda pemerintahan di daerahnya masing-masing.
Sebuah negara, tidak bisa merdeka hanya dengan membacakan proklamasi dan menaikkan bendera. Satu-satunya cara untuk merdeka adalah dengan adanya serah terima kekuasaan dari negara induk, kepada wilayah yang hendak memerdekakan diri. Dengan demikian untuk Indonesia, titik balik kemerdekaan yang sesungguhnya ada pada penandatanganan serah terima kekuasaan dari Belanda (Netherlands) kepada Indonesia.
.
13863107111361419438
Moh. Hatta dan Raja-Raja Nusantara dalam rapat serah terima kekuasaan dari Netherlands ke Indonesia di Den Haag. Sumber: Wikipedia
.
13863103902047594104
JH. Maarseveen, Sultan Hamid II and Hatta signing the Round Table Agreement, 2 November 1949. Sumber: Wikipedia.
.
Berikut ini adalah penandatangan serah terima kekuasaan antara Belanda dengan Indonesia:
Ditandatangani Oleh: Indonesia, Netherlands, BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg, or The Federal Consultative Assembly), United Nations, United Nations Security Council, Komisi Tiga Negara (Australia, Belgium, United States of America).
Para Pihak: Indonesia, Netherlands, Netherlands New Guinea, Pontianak Sultanate (Kesultanan Pontianak), State of East Indonesia (Negara Indonesia Timur), State of Madura (Negara Madura), Pasundan, State of East Sumatra (Negara Sumatra Timur), Great Dayak , United States of America, Australia, Belgium, United Kingdom, French Fourth Republic, Republic of China, Soviet Union.
Dapatkah anda melihat the big picture, bahwa Jokowi sedang mengumpulkan para pihak yang turut menentukan dan menandatangani berdirinya NKRI? Bandingkan dengan kerbau membajak sawah dan polisi menolak uang di jalan raya.
Skak Mat !
.